
Pemalang – Dalam memperingati hari Kartini semua karyawati Pemerintah Kabupaten Pemalang mengikuti apel pagi bersama memakai baju kebaya.
Tidak seperti biasanya saat apel pagi bersama pada peringatan hari kartini tersebut, mereka berdiri dibarisan paling depan, sedangkan semua karyawan pemkab tetap memakai pakaian dinas pada hari itu (keki) menempati baris di belakang karyawati.
Apel dipimpin oleh Kepala BKD Kabupaten Pemalang, Sugiyanto di halaman kantor TP PKK Kabupaten Pemalang, Senin, (22/4/2019).
Dalam apel tersebut diisi pembacaan riyawat singkat RA Kartini yang dibacakan, Kasubbag TU dan Protokol pada Bagian Umum Setda Kabupaten Pemalang.
Pembacaan diawali dari lahirnya Raden Ajeng Kartini, di Jepara pada tanggal 21 April 1879. Beliau adalah putri dari seorang Bupati Jepara pada waktu itu, yaitu Raden Mas Adipati Sastrodiningrat dan merupakan cucu dari Bupati Demak yaitu Tjondronegoro.
Pada waktu kelahiran Raden Ajeng Kartini kaum wanita penuh dengan kegelapan kehampaan dari segala harapan, ketiadaan dalam segala perjuangan, dan bertugas tidak lain dari yang ditentukan secara ilmiah, yaitu mengurus dan mengatur rumah tangga saja.
Pada waktu itu kaum wanita tidak diberikan kesempatan untuk mengembangkan dirinya untuk melebihi apa yang diterimanya dari alam, tetapi tidak diberi kesempatan untuk belajar membaca, menulis dan sebagainya. Raden Ajeng Kartini yang telah meningkat dewasa pada waktu itu tidak dapat melihat kenyataan ini, meskipun beliau dilahirkan di dalam lingkungan di tengah – tengah kebangsawanan atau keningratan yang pada waktu itu mempunyai taraf hidup sosial yang sangat berbeda dengan masyarakat banyak yang hidup di dalam lingkungan kehidupan adat yang sangat mengekang kebebasan, tetapi beliau tidak segan -segan turun ke bawah bergaul dengan masyarakat biasa untuk mengembangkan ide dan cita – citanya yang hendak merombak status sosial kaum wanita dan cara-cara kehidupan dalam masyarakat dengan semboyan,
“kita harus membuat sejarah, kita mesti menentukan masa depan kita yang sesuai dengan keperluan serta kebutuhan kita sebagai kaum wanita dan harus mendapat pendidikan yang cukup seperti halnya kaum laki-laki”.
Pada tahun 1903, RA Kartini menikah dengan Raden Adipati Joyoningrat, Bupati Rembang, pernikahan ini yang mengharuskan beliau mengikuti suami, dan di daerah inilah beliau dengan gigih meningkatkan kegiatannya dalam dunia pendidikan.
Usaha- usaha Kartini dalam meningkatkan kecerdasan untuk bangsa Indonesia dan kaum wanita khususnya melalui sarana – sarana pendidikan dengan tidak memandang tingkat dan derajat, Apakah itu bangsawan atau rakyat biasa semuanya mempunyai hak yang sama dalam segala hal persamaan hak antara kaum laki – laki dan kaum wanita tidak boleh ada perbedaan. Beliau juga mempunyai keyakinan bahwa kecerdasan rakyat untuk berpikir tidak akan maju jika kaum wanita ketinggalan.
” Habis gelap terbitlah terang”, adalah kumpulan surat-surat beliau kepada J.H Abendanon, dimana RA Kartini mencurahkan ide – ide dan pemikiran beliau terhadap kemajuan dan persamaan hak perempuan.
RA Kartini meninggal dunia dalam usia 25 tahun, beliau pergi meninggalkan bangsa Indonesia dalam usia yang relatif muda yang masih penuh dengan cita – cita perjuangan dan daya Kreasi yang melimpah, tetapi perjuangan serta cita – cita beliau tetap berkumandang dan berkembang, terbukti dalam masa pembangunan sekarang ini tidak sedikit kaum wanita yang memegang peranan penting baik dalam pemerintahan, dalam bidang swasta sesuai dengan profesi masing – masing.
Demikian pengungkapan kembali sejarah perjuangan RA Kartini, semoga peringatan Hari Kartini kali ini, membawa manfaat dan mendorong anak – anak untuk belajar lebih giat dalam rangka membangun bangsa dan negara Indonesia.
Dapatkan update berita dan informasi terbaru setiap hari dari Pemerintah Kabupaten Pemalang. Mari bergabung di Channel Telegram "Pemerintah Kabupaten Pemalang", caranya klik link https://t.me/pemkabpemalang, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.