Serabi Likuran Tradisi Unik Desa Penggarit Sambut Lailatul Qadar

Bagikan :

Pemalang – 20 hari terakhir atau sering disebut likuran pada bulan Ramadhan, utamanya di malam – malam tanggal ganjil bagi umat dipercaya sebagai turunnya lailatul qadar yang disebut lebih mulia dari seribu bulan.

Di Desa Penggarit, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang dalam menyambut lailatul qadar mempunyai tradisi unik yakni saling memberi atau mengirim Serambi Likuran kepada para tetangga atau sanak saudara.

Tradisi sebagai salah satu hubungan komunikasi dan sosial di masyarakat. Di likuran ini ada tradisi saling berbagi, saling memberi antar keluarga.

Tradisi likuran dengan saling berkunjung dan berbagi serabi yang diberi kuah kincau ini juga ada di Desa Penggarit, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang. Akan tetapi tradisi ini di jaman sekarang sudah mulai luntur.

Kepala Desa Penggarit Imam Wibowo beserta para tokoh masyarakat terutama tokoh kebudayaannya menggali kearifan lokal likuran ini dengan membuat event “Serabi Likuran”.

Menurut Imam, ide dasar membuat pasar “Serabi likuran” berawal dari keprihatinan sebagian tokoh masyarakat dimana sebetulnya setiap tahun dari zaman dulu kala itu disaat bulan Ramadan di 10 hari terakhir ini warga masyarakat Penggarit selalu ada kegiatan yang dinamakan serabi likuran. Sebagian besar warga masyarakat Penggarit membuat serabi sendiri kemudian diberi kuah kincau, yang terbuat dari gula aren dan diberi santan kelapa muda yang diparut dan direbus. Serabi-serabi ini diberikan atau diantar ke tetangga tetangga, demikian pula para tetangga lain yang membuat serabi.

“Berawal dari keprihatinan sebagian tokoh masyarakat dan saya sendiri selaku kepala desa di mana sebetulnya setiap tahun dari zaman dulu kala itu di saat bulan Ramadan di 10 hari terakhir ini warga masyarakat penggarit selalu ada kegiatan yang dinamakan serabi likuran. Warga bagian besar ini membuat serabi sendiri kemudian diberi kuah kincau kemudian diberikan atau diantar kepada tetangga dan saudara ini menjadi salah satu media komunikasi dan silaturahmi antar warga namun belakangan ini sudah mulai meluntur sehingga jarang sekali masyarakat yang masih melestarikan kebiasaan tersebut sehingga kami dari para peduli kebudayaan yang ada di desa dan teman-teman perangkat desa ini mengadakan kegiatan ini” jelas Imam, Sabtu (8/5).

Kegiatan yang di gelar di salah satu ruas jalan desa Penggarit, Jl. R. Sudibyo sepanjang 750 m diikuti sekitar 30 orang pembuat serabi yang berjualan di Serabi Likuran.

“Pedagang-pedagang ini memang dulunya adalah para pengrajin pembuat serabi jadi usianya yang sudah sepuh (tua) ini ternyata masih punya keahlian membuat serabi dan diharapkan nanti bisa memberikan edukasi kepada para generasi penerus” jelas Imam.

Menurut Ketua pelaksana sekaligus ketua pokdarwis Desa Penggarit Hartoyo, dalam transaksi di Serabi likuran ini juga unik. Masyarakat yang ingin bertransaksi membeli serabi menggunakan “Uang Klithik” berupa Koin kayu. Koin ini dapat diperoleh di panitia seharga seribu rupiah. Lantas warga dapat membeli serabi ke pedagang menggunakan uang Klithik tersebut.

Hartoyo menjelaskan dengan uang klithik senilai seribu rupiah akan mendapat setangkep (dua) serabi yang biasanya dihargai dua sampai tiga ribu rupiah.

Panitia memberi subsidi ke pembeli karena setelah acara selesai para pedagang menukar uang klithik ke panitia dengan harga serabi dipasaran pada umumnya.

“Tanggapan masyarakat terhadap serabi likuran sangat bagus, ini terlihat dari habisnya semua barang dagangan” jelas Hartoyo.

Dalam masa pandemi ini, kegiatan ini menerapkan protokol kesehatan. Penjual maupun pembeli menggunakan masker, dan ada Satgas desa yang berkeliling untuk mengingatkan selalu mematuhi protokol kesehatan.

Desa Penggarit akan tetap menggali kebudayaan lokal yang dahulu ada di desa tersebut guna diwariskan ke generasi yang akan datang.

Desa penggarit menjadi percontohan Desa Pemajuan Kebudayaan yang ditunjuk oleh kementerian pendidikan dan kebudayaan.

“Budaya lokal yang pernah ada di desa Penggarit memang kita upayakan untuk kita lestarikan”, kata Imam.

Desa Penggarit pernah mewakili Provinsi Jawa Tengah dalam pekan kebudayaan Nasional serta menjadi desa pemajuan kebudayaan. Melalui Desa Pemajuan Kebudayaan diharapkan mampu melestarikan dan nguri – uri kebudayaan lokal yang ada di Desa tersebut.

Dapatkan update berita dan informasi terbaru setiap hari dari Pemerintah Kabupaten Pemalang. Mari bergabung di Channel Telegram "Pemerintah Kabupaten Pemalang", caranya klik link https://t.me/pemkabpemalang, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Sebelumnya

Selanjutnya


Berita Terkait